Sidoarjo, (22/06) | Kinanthi Scout Culture & Coffe yang berlokasi di Griya Samudera Asri Blok B6 No.5 menjadi tempat terselenggarakannyan Rembug Budaya Sidoarjo bekerja sama dengan Dewan Kesenian Daerah (Dekesda) Sidoarjo pekan ini.
Ketua Dekesda Ribut Wijoto dalam sambutannya menyatakan bahwa Rembug Budaya merupakan program bulanan yang membahas berbagai macam permasalahan budaya beserta solusinya dengan menghadirkan narasumber yang exspert di bidangnya.
Dalam pertemuannya, Rembug Budaya didesain dalam bentuk Fokus Group Discussion ( FGD) dan melibatkan lebih dari 100 orang dari 14 perkumpulan-perkumpulan budaya yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan sekitarnya. Perkumpulan budaya tersebut terdiri dari Kinanthi Macapat, Scout Riders Indonesia, Papasid, Jagad Suwung, Himpunan Jaranan dan Reog, Pecut Samandiman, Gudi luhur, Rumah Budaya Malik Ibrahim, FPK Sidoarjo, Aksayapatra, Macapat Samiaji, Sidoarjo Masa Kuno, Begandring, Dewan Taruna Sidoarjo dan melibatkan Pertukaran mahasiswa Universitas Muhamadiyah Sidoarjo dari 6 provinsi.
Penyelenggaraan Rembug Budaya kali ini juga digunakan untuk pengumpulan data penelitian dalam penyusunan karya ilmiah oleh Kolonel Laut (P) Ari Krisdiyanto M.Tr Hanla, M.Tr ( Han) selaku pemilik Kinanthi yang saat ini sedang melaksanakan Pendidikan Reguler Sesko TNI Angkatan 52 di Bandung.
Diskusi berjalan cukup meriah diawali paparan Kolonel Ari dengan mengambil judul " Penguatan Budaya Nusantara Guna Menghadapi Perang Asimetris Dalam Rangka Mendukung Pertahanan Semesta" selanjutnya diskusi dipandu oleh Moderator Effendi Hirnoto, S.Pd. dari Kinanthi Macapat.
Effendi cukup piawai menggali data dan informasi dari narasumber yang terdiri dari : Drs. Sugeng Adi Pitoyo M.Hum dari Universitas Negeri Surabaya, TP. Wijoyo pemerhati sejarah klasik dan Moh. Rofiq dari YBB- Rumah Belanegara.
Ketiga Narasumber sepakat perlu adanya peningkatan nilai nilai budaya Nusantara dikalangan masyarakat agar tumbuh mentalitas yang kuat guna memperkokoh jatidiri bangsa Indonesia sebagai upaya pertahanan semesta yang melibatkan rakyat dalam belanegara, dihadapkan dengan situasi lingkungan global yang menghasilkan ancaman berupa distorsi budaya
Rembug budaya yang ke-6 ini terasa istimewa karena Ari dan team kuliner Kinanthi coffe yang diasuh Mbah Damun Murdianto menghadirkan kuliner Jawa Kuno yang tercatat dalam prasasti dan naskah kuno yang bisa dinikmati peserta. Makanan terdiri dari 5 set menu Rajamangsa (makanan Raja-Raja) dari era Kerajaan Medang sampai dengan Mataram Islam terdiri dari: Harang Harang Kyasan, Dendeng Kadiwas, Dwadal kacang merah, Pecel khas Medang, Nasi tutug kencur khas Pajajaran, Nasi Bogana dan Docang khas Keraton Cirebon, Nasi Kropohan Kasultanan Demak, Gecok Genem, Huzaren Salad Kasultanan Mataram dan Brubus, Urap Pitik, Minuman Pareanom khas Pura Mangkunegaran.
Sementara minuman kuno terdiri dari Bir Djawi, Adu Lima, Jare Guwo, Dawet dan Siddhu. Kinanthi juga menyiapkan 6 tumpeng gagrak Mataram terdiri dari Tumpeng Bancakan, Ropoh, Kapuranto, Duplak, Uruping Damar dan Robyong. "Kinanti selain mempelajari macapat dan naskah kuno juga mengumpulkan dan merekontruksi kuliner yang tercantum di prasasti dan naskah kuno sebagai wujud tanggungjawab pelestarian ajaran leluhur Nusantara" pungkas Kolonel Ari di penghujung wawancara.
(dar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar